Kegagalan Vs Kesuksesan
Sebagian besar manusia di muka bumi ini mungkin tidal akan lupa tragedi runtuhnya menara kembar (twin towers).
World trade Center pada 11 September 2001. Minoru Yamasaki (1912-1987), Arsitek Kepala yang membangun gedung tersebut pernah berkata, "The World Trade Center is a living symbol of man's dedication to world peace, his belief in cooperation of men and through cooperation, his ability to find ereatness" (Gedung WTC adalah suatu simbol hidup tentang dedikasi manusia terhadap perdamaian dunia, keyakinannya pada kerja sama dan dengan kerja sama itu akan dapat menciptakan suatu kehebatan.)
Ingatan kita dipaksa oleh teroris untuk mengenangnya dengan lebih mudah dengan sebutan 911 (baca: nine eleven).
Terlepas dari cerita di belakang hancurnya gedung tersebut, tersirat cerita yang sangat mendalam tentang gedung kembar ini. Menurut sejarah, kedua bangunan tinggi nan kokoh tersebut dibangun dalam kurun waktu tujuh tahun (1966- 1973) dengan mengerahkan lebih dari 20.000 orang tenaga kerja.
Tragisnya, kedua bangunan tersebut runtuh dalam selang waktu satu jam dan dilakukan oleh dua orang saja. Ironi ini adalah garis yang sangat dalam yang mencerminkan bahwa suatu kesuksesan besar dapat saja hancur dan runtuh oleh hal-hal yang remeh dan sepele.
Pelajaran lain dapat kita ambil dengan memerhatikan kehidupan padi dan ilalang. Para petani sangat berhati- hati dalam menjaga pertumbuhan padi di sawahnya, mengatur pengairan agar porsi yang diterima padi dalam takaran yang pas.
Para petani juga bekerja keras untuk menjaga padi di sawahnya dari serangan tikus, burung, dan hama yang mematikan. Untuk mendapatkan masa panen padi yang melimpah, para petani dengan sabar merawatnya dengan memberikan pupuk secara rutin.
Bandingkan dengan ilalang, tanaman ini dapat tumbuh secara subur di mana saja bahkan di tanah tandus sekalipun. Ia menyebar secara cepat dan meluas. Anda tidak perlu merawatnya, tidak perlu memberinya pupuk, bahkan sekalipun Anda mencoba memusnahkannya ia akan tumbuh kembali dengan cepatnya.
Anda tidak perlu menjaganya karena memang tidak ada yang mau memakannya. Kedua cerita tersebut menggambarkan secara jelas bëtapa ironisnya perbedaan antara kesuksesan dan kegagalan.
Di satu sisi, untuk menuai kesuksesan, kita perlu bekerja keras secara terus-menerus dalam jangka waktu yang panjang. Diperlukan kesabaran dan energi ekstra besar untuk mencapainya.
Kita harus menjaganya dengan hati yang penuh dengan kesabaran dan kewaspadaan. Di sisi lain, kegagalan selalu menghantui hidup kita setiap saat.
Kegagalan datang pada waktu kita lalai. Dalam satu waktu, kegagalan dapat menghancurkan semua kesuksesan yang telah Anda bangun selama ini.
Kegagalan merupakan suatu hal yang terkadang di luar kuasa kita sebagai manusia. Kegagalan bukan saja menjadi pengingat kita tentang betapa pentingnya menjaga fondasi kesuksesan, tetapi kegagalan dapat memberikan inspirasi yang sangat positif bagi kita.