Sayembara Menangkap Tikus, Incentive Motivation



Dikisahkan tentang sebuah desa kecil di kaki sebuah gunung, para penduduknya sebagian besar merupakan petani yang mencari penghasilan mereka dengan menanam padi. 

Daerah tersebut dikenal sangat subur sehingga kebanyakan warganya menjadi kaya raya. Satu tahun belakangan ini, desa tersebut dilanda wabah tikus yang sangat hebat yang mengakibatkan panen padi di desa itu terganggu. 

Hampir seluruh pelosok desa dipenuhi oleh kawanan tikus yang senang memakan dan merusak hasil panen petani. Oleh karena kewalahan menangani masalah ini, Kepala Desa membuat sayembara untuk seluruh penduduk desa. 

Sayembara itu sangat menarik karena bagi mereka yang berhasil menangkap seekor tikus akan diberikan uang sebesar 1.000 rupiah. Tiga bulan setelah program dikeluarkan, populasi tikus dengan serta merta menurun.

Warga kegirangan dan keasyikan memburu tikus, bukan hanya karena tikus merupakan musuh bebuyutan mereka, namun mereka juga mendapatkan hasil yang sangat lumayan. 

Bahkan, banyak keluarga mengerahkan seluruh anak-anaknya untuk menangkap tikus. Penghasilan warga meningkat dengan cepat setelah penangkapan tikus-tikus tersebut. Celakanya, sebagian warga merasa bahwa uang dari hasil menangkap tikus jauh lebih besar dan lebih mudah didapat daripada ketika mereka bekerja di sawah. 

Hari demi hari populasi tikus mulai berkurang dan warga merasa gusar hati karena penghasilan mereka dari menangkap tikus menjadi berkurang. 

Dua bulan kemudian, Kepala Desa kembali melakukan survei, dan alangkah kagetnya ia ketika menemukan informasi bahwa jumlah tikus pada saat ini lebih banyak daripada jumlah tikus sebelum diadakannya sayembara. 

Selidik punya selidik, ternyata ada beberapa oknum penduduk desa yang mengembangbiakkan tikus untuk dapat ditukarkan dengan uang. Alhasil, sayembara yang bermaksud memberikan insentif bagi para penduduk untuk mengurangi populasi tikus, disalahgunakan segelintir oknum yang menginginkan sesuatu yang lebih mudah.

Incentive motivation sering kali sangat efektif jika diterapkan dalam suatu periode waktu tertentu untuk mendorong seseorang agar berubah. 

Pengalaman saya dalam memotivasi para tenaga penjualan untuk mencapai suatu target tertentu memberikan kesimpulan bahwa, sering kali langkah yang paling ampuh untuk meningkatkan volume penjualan adalah dengan mengadakan sales competition (kompetisi penjualan) dengan hadiah yang menarik. 

Hal ini berdampak sangat dahsyat jika dilakukan untuk suatu periode waktu yang pendek. Jika dilakukan untuk suatu rentang waktu yang panjang, esensi perlombaan ini menjadi buyar. Mengapa? 

Karena dengan jangka waktu yang pendek, kita dapat terus menciptakan sales competition lain dengan jenis hadiah lain lagi yang lebih menarik. 

Sejatinya, setelah mendapatkan apa yang dikejar sebelumnya, para tenaga penjual menantikan hadiah lebih menarik dan mahal untuk periode berikutnya. 

Sesuatu yang kurang dari hadiah tahun lalu, menyurutkan motivasi mereka. Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa, setelah mencapai apa yang diinginkan, mereka cenderung berhenti untuk menikmati apa yang mereka dapati.